LAPORAN PENDAHULUAN
ROM PASIF
DISUSUN OLEH
EDY RIAWAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
LAPORAN PENDAHULUAN
ROM PASIF
PENGERTIAN
ROM adalah latihan gerak sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakkan
masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun
pasif.
ROM pasif adalah latihan yang
diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki
berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat melakukannya
sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga. Mobilisasi
Pasif ini sebaiknya dilakukan sejak hari pertama klien tidak diperkenankan
meninggalkan tempat tidur atau klien yang jarang bergerak sehingga terjadi
kekakuan pada otot, maka dalam hal ini dilakukan mobilisasi pasif.
TUJUAN
- Meningkatkan
atau mempertahankan fleksibilitas atau kekuatan otot
- Mempertahankan
fungsi jantung dan pernapasan
- Mencegah
kontraktur dan kekakuan pada sendi
ISTILAH – ISTILAH ANATOMI YANG
BERKAITAN DENGAN RANGE OF MOTION (ROM)
1. Sikap
Anatomi
Adalah sikap
tegak tubuh dengan tungkai lurus, telapak kaki menempel lantai, lengan lurus ke
bawah dengan telapak tangan menghadap ke depan memandang ke arah budang Jerman
yaitu posisi kepala menghadap depan sehingga sudut mata sebelah luar dengan
puncak atas pangkal telinga membentuk garis horizontal dengan lantai
2. Superior
Adalah letak
yang paling atas.
Contoh:
kepala superior terhadap leher
3. Inferior
Adalah letak
yang paling bawah
Contoh: vena
cava inferior (vena cava yang dibawah, sebab ada vena cava inferior ysng di
atas)
4. Medial
Adalah letak
yang lebih dekat dengan garis tengah
Contoh: jari
telunjuk medial terhadap ibu jari tangan
5. Lateral
Adalah letak
yang lebih jauh dari garis tengah atau yang berada di sisi luar
Contoh:
malleolus lateralis (mata kiri sebelah luar)
6. Kranial
Adalah letak
yang menuju ke arah kepala, sesuai arah kepala. Rostal, digunakan
untuk susunan saraf pusat menuju / sesuai ke arah otak.
7. Kaudal
Adalah letak
yang menuju ke arah ekor. Walaupun manusia tidak berekor, namun yang dimaksud
adalah ke arah tulang kogsigis ( tulang ekor)
8. Anterior
Adalah letak
yang sesuai dengan arah depan / muka, berada di depan.
Contoh:
arteri serebri anterior
9. Posterior
Adalah letak
yang sesuai dengan arah belakang atau berada di belakang
Contoh: Fosa
poplitea berada di posterior sendi lutut
10. Ventral
Adalah letak
yang sesuai dengan arah dada. Karena manusia berjalan tegak, maka dalam banyak
hal vebtral akan sesuai dengan arah anterior.
11. Vorsal
Adalah letak
yang sesuai dengan arah punggung, seperti halnya ventral. Karena manusia
berjalan tegak, maka dalam banyak hal dorsal akan sesuai dengan arah posterior.
Dalam hal
dorsum pedis (punggung kaki), lengkung kaki dianggap tengkurap di lantai, maka
punggungnya berada di sebelah atas.
12. Proximal
Adalah letak
yang lebih ke arah pangkal. Ibarat pohon, batang-tubuh kita mempunyai cabang
dan ranting. Jadi, ada proximal lengan atas proximal tungkai bawah dan ada
proximal jari-jari.
13. Distal
Adalah letak
yang lebih ke arah ujung (menjauhi pangkal)
Contoh:
sendi lutut dibentuk oleh ujung distal tulang femur dengan sisi proximal tulang
tibia.
14. Plantar / Volar
adalah
istilah yang digunakan untuk telapak
- Telapak kaki = Plantar
pedis
- Telapak tangan = Vola
manus
15. Bidang sagital atau Potong Sagital
Adalah
bidang yang membelah tubuh menjadi dua belahan kanan dan kiri
16. Bidang Frontal atau Potong Frontal
Adalah
bidang yang membelah tubuh menjadi dua belahan depan dan belakang
17. Bidang Tranversal
Adalah
bidang yang membelah tubuh menjadi dua belahan atas dan bawah
18. Flexi
Adalah
gerakan melipat sendi dari keadaan lurus
Contoh:
flexi lengan bawah
19. Extensi
Adalah
gerakan meluruskan sendi dari keadaan terlipat ke keadaan lurus, ini
mengakibatkan ukuran lengan atas tungkai menjadi lebih panjang dibanding dari
keadaan terlipat.
20. Abduksi
Adalah
gerakan pada bidang frontal untuk membuka sudut terhadap garis tengah
Contoh:
merentangkan lengan, merentangkan tungkai dan merentangkan jari-jari tangan
21. Adduksi
Adalah
gerakan pada bidang frontal untuk menutup sudut terhadap garis tengah
Gerakan ini
merupakan gerakan yang sebaliknya dari gerakan abduksi.
22. Pronasi
Adalah
gerakan putar ke arah dalam dari lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke arah belakang (prone = posisi tubuh tengkurap)
23. Supinasi
Adalah
gerakan putar ke arah luar dari lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
kembali menghadap ke depan (supine = posisi tubuh terlentang)
24. Rotasi
Adalah
gerakan putar pada sumbu panjang seluruh tungkai ke arah luar
LATIHAN ROM
AKTIF DAN PASIF
Pasien yang mobilitasnya terbatas karena penyakit,
diabilitas atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya
imobilitas. Latihan berikut dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan
kekuatan otot serta memelihara mobilitas persendian.
a. Flexi dan Extensi Pergelangan Tangan
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Atur
posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan
- Pegang
tangan pasien dengan satu tangan dan tangan lain memegang pergelangan tangan
pasien
- Tekuk
tangan pasien ke depan sejauh mungkin
- Catat
perubahan yang terjadi
b. Flexi dan extensi Siku
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Atur
posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak tangan mengarah
ke tubuhnya.
- Letakkan
tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya
- Tekuk
siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu
- Lakukan
dan kembalikan ke posisi sebelumnya
- Catat
perubahan yang terjadi
c. Pronasi dan Supinasi Lengan
Bawah
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Atur
posisi lengan bawahmenjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
- Letakkan
satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan
tangan lainnya
- Putar
lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menjauhinya
- Kembalikan
ke posisi semula
d. Abduksi dan Adduksi
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Atur
posisi lengan pasien di samping badannya
- Letakkan
satu tangan perawat di atas pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan
lainnya
- Gerakkan
lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
- Kembalikan
ke posisi semula
- Catat
perubahan yang terjadi
e. Flexi dan Extensi jari-jari
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Pegang
jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang kaki
- Bengkokkan
(tekuk) jari-jari ke bawah
- Luruskan
jari-jari kaki ke belakang
- Kembalikan
ke posisi semula
- Catat
perubahan yang terjadi
f. Flexi dan Extensi Pergelangan
Kaki Siku
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Letakkan
satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas
pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks.
- Tekuk
pergelangan kaki, arahkan diatas siku pasien
- Catat
perubahan yang terjadi
g. Rotasi Pangkal Paha
Cara:
- Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
- Letakkan
satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan lain diatas lutut
- Putar
kaki menjauhi perawat
- Kembalikan
ke posisi semula
- Catat
perubahan yang terjadi
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
Untuk mengetahui
seberapa besar kekuatan otot pasien, ada tidaknya kelainan perlu dilakukan
pengkajian sebagai berikut:
OTOT
1. Lakukan inspeksi
mengenai ukuran otot, misalnya pada lengan dan paha. Bandingkan satu sisi
dengan sisi yang lain serta amati mengenai ada dan tidaknya atropi maupun
hipertropi
2. Apabila
didapatkan perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya menggunakan meteran
3. Amati otot dan
tendo untuk mengetahui kemungkinan mengalami kontraktur yang ditunjukkan dengan
terjadinya malposisi suatu bagian tubuh
4. Amati otot untuk
mengetahui kemungkinan terjadi kontraksi abnormal dan tremor
5. Lakukan palpasi
pada otot saat istirahat untuk mengetahui tonus otot
6. Lakukan palpasi
otot saat pasien bergerak secara aktif dan pasif untuk mengetahui adanya
kelemahan, kontraksi tiba-tiba secara involunter
7. Uji kekuatan
otot dengan cara menyuruh pasien untuk menarik atau mendorong tangan pemeriksa,
dan bandingkan kekuatan otot anggota gerak kanan dan anggota gerak kiri. Kekuatan
otot juga dapat diuji dengan cara pasien disuruh menggerakkan anggota / bagian
tubuh secara bervariasi misal menggerakkan kepala atau tangan. Normalnya pasien
dapat menggerakkan anggota tubuh ke arah horizontal terhadap gravitasi
8. Amati kekuatan
suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara resisten. Secara normal
kekuatan otot dinilai dalam 5 tingkatan gradiasi seperti pada tabel di bawah
ini:
Skala
|
Kenormalan
Kekuatan (%)
|
Ciri-Ciri
|
0
1
2
3
4
5
|
0
10
25
50
75
100
|
Paralisis
Total
Tidak ada
gerakan, teraba adanya kontraksi otot
Gerakan
otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan
Gerakan
normal menentang gravitasi
Gerakan
normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan
Gerakan
nrmal penuh, menentang gravitasi dengan penahan penuh
|
TULANG
9. Amati kenormalan
susunan tulang dan deformitas
10. Lakukan palpasi tulang untuk mengetahui
adanya edema atu nyeri tekan
11. Amati keadaan tulang untuk mengetahui
adanya pembengkakan
PERSENDIAN
12. Lakukan inspeksi persendian untuk
mengetahui adanya persendian.
13. Lakukan palpasi persendian untuk
mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, krepitasi, dan nodula.
14. Kaji rentang geark persendian (range of
montion)
15. Catat hasil pemeriksaan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan menurunnya terus derajat kekuatan otot
- Tidak
efektifnya pola napas berhubunagn dengan menurunnya ekspansi paru
- Gannguan
interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas
- Gangguan
konsep diri berhubungan dengan imobilitas
3. Perencanaan
Tujuan :
1. Meningkatkan
kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
2. Meningkatkan
fungsi kardiovaskular
3. Meningkatkan
fungsi respirasi
4. Memperbaiki
gangguan psikologis
Rencana
Tindakan :
a. Pengaturan
posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang benar
b. Ambulasi
dini
c. Melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri
d. Latihan
isotonik dan isometrik
e. Latihan
ROM
f. Latihan
napas dalam dan batuk efektif
g. Melakukan
postural drainage
h. Melakukan
komunikasi terapeutik
4. Pelaksanaan
a. Pengaturan
Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien
Pengaturan
posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas, digunakan untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi. Posisi-posisi
tersebut, yaitu :
1. Posisi
fowler
2. Posisi
sim
3. Posisi
trendelenburg
4. Posisi
Dorsal Recumbent
5. Posisi
lithotomi
6. Posisi
genu pectoral
b. Ambulasi
dini
Cara ini
adalah salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot
serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.. Tindakan ini bisa dilakukan dengan
cara melatih posisi duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke
kursi roda, dan lain-lain.
c. Melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri juga dilakukan untuk melatih kekuatan,
ketahanan, kemampuan sendi agar mudah bergerak, serta meningkatkan fungsi
kardiovaskular.
d. Latihan
isotonik dan isometrik
Latihan ini
juga dapat dilakukan untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot dengan cara
mengangkat beban ringan, lalu beban yang berat. Latihan isotonik (dynamic
exercise) dapat dilakukan dengan rentang gerak (ROM) secara aktif, sedangkan
latihan isometrik (static exercise) dapat dilakukan dengan meningkatkan curah
jantung dan denyut nadi.
e. Latihan
ROM Pasif dan Aktif
Latihan ini
baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan untuk mengurangi
kekakuan pada sendi dan kelemahan otot.
Latihan-latihan
itu, yaitu :
1. Fleksi
dan ekstensi pergelangan tangan
2. Fleksi
dan ekstensi siku
3. Pronasi
dan supinasi lengan bawah
4. Pronasi
fleksi bahu
5. Abduksi
dan adduksi
6. Rotasi
bahu
7. Fleksi
dan ekstensi jari-jari
8. Infersi
dan efersi kaki
9. Fleksi
dan ekstensi pergelangan kaki
10. Fleksi
dan ekstensi lutut
11. Rotasi
pangkal paha
12. Abduksi
dan adduksi pangkal paha
f. Latihan
Napas Dalam dan Batuk Efektif
Latihan ini
dilakukan untuk meningkatkan fungsi respirasi sebagai dampak terjadinya
imobilitas.
g. Melakukan
Postural Drainase
Postural
drainase merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan
menggunakan gaya berat (gravitasi) dari sekret itu sendiri. Postural drainase
dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran napas tetapi juga
mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis, sehingga
dapat meningkatkan fungsi respirasi. Pada penderita dengan produksi sputum yang
banyak, postural drainase lebih efektif bila diikuti dengan perkusi dan vibrasi
dada.
h. Melakukan
komunikasi terapeutik
Cara ini
dilakukan untuk memperbaiki gangguan psikologis yaitu dengan cara berbagi
perasaan dengan pasien, membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasannya,
memberikan dukungan moril, dan lain-lain.
5. Evaluasi
Evaluasi
yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan
mobilitas adalah :
a. Peningkatan
fungsi sistem tubuh
b. Peningkatan
kekuatan dan ketahanan otot
c. Peningkatan
fleksibilitas sendi
d. Peningkatan
fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan
keceriaan
No comments:
Post a Comment